Psikologi Pendidikan
Disusun Sebagai Ujian Tengah Semester Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Nuraida, M.Si
Disusun Oleh:
Rasid Hoirudin
11140182000011
Jurusan
Manajemen Pendidikan
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
Psikologi Pendidikan
Definisi Psikologi Pendidikan
“Menurut
Barlow (Syah, 1997 / hal. 12), Psikologi Pendidikan adalah sebuah pengetahuan
berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk
membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar
mengajar secara efektif.”
Penulis
sangat sependapat dengan pendapat diatas, karena Psikologi Pendidikan merupakan
salah satu cabang dari ilmu psikologi yang termasuk dalam ilmu psikologi
terapan yang merupakan hasil dari penelitian-penelitian psikologis yang pada
akhirnya hasilnya akan membantu para tenaga kependidikan dalam menyelenggarakan
pendidikan yang efektif dan efisien karena pendidikan yang dilaksanakan tidak
hanya memperhatikan kompetensi namun juga kondisi psikologi para peserta didik.
Pentingnya
psikologi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran sudah diterapkan oleh
Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam, menurut Manna’ Khalil Al Qattan, dalam
bukunya Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an dalam mengenai metode pengajaran pada masa
Rasulullah, beliau mengatakan beberapa metode yang digunakan Rasulullah adalah
pengajaran secara bertahap, memberikan variasi dalam pengajaran, dan
memperhatikan situasi dan kondisi dalam pengajaran tentu mencerminkan penerapan
psikologi pendidikan karena metode itu digunakan Rasulullah dalam rangka
menjaga semangat belajar para sahabat dan memperdalam ilmu mereka Radiallahu
Anhum, yang artinya menjadikan proses pengajaran menjadi efektif.
Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan
Seperti
yang telah dijelaskan diatas dalam bagian definisi psikologi pendidikan, salah
satu manfaat mempelajari psikologi pendidikan adalah menjadikan pengajaran
menjadi efektif dan efisien. Namun sebenarnya manfaat dalam mempelajari
psikologi pendidikan bukan hanya itu saja. Manfaat-manfaat lain dalam
mempelajari psikologi pendidikan antara lain adalah,
a. Seorang
guru dapat memahami perbedaan siswanya, setiap individu lahir dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Bahkan ada ungkapan “Rambut sama hitam, tapi
isi kepala siapa yang tahu” dalam menggambarkan keberagaman antar individu
didalam kelas. Untuk itulah penting bagi seorang guru untuk memahami psikologi
pendidikan dalam rangka memahami perbedaan antar individu tersebut.
b. Seorang
guru dapat menentukan metode pengajaran yang sesuai, dengan mempelajari
psikologi pendidikan seorang guru tidak akan memberlakukan metode yang sifatnya
dipaksakan dalam melakukan pengajaran, karena ia tahu bahwa itu tidak akan
efektif dalam menanamkan nilai dan ilmu kepada siswanya. Pada akhirnya guru
tersebutlah yang akan menyesuaikan metode pengajaran yang diambil dengan
karakteristik belajar siswa.
Kedua
manfaan diatas adalah manfaa mempelajari psikologi pendidikan dalam kegiatan
pengajaran, namun manfaat mempelajari psikologi pendidikan tidak hanya ada
dalam kegiatan pengajaran. Manfaat lain selain dalam kegiatan pengajaran adalah
seorang guru dapat membantu membimbing
dan mengarahkan siswa dalam menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakatnya.
Hampir setiap anak akan mengalami masalah dalam menemukan jati dirinya, untuk
itulah perlunya guru yang mampu mengenali karakteristik, minat, dan bakat siswa
untuk mengarahkan minat dan bakatnya karena semua individu lahir dengan membawa
potensinya masing-masing.
Metode dalam Mempelajari Psikologi Pendidikan
Dalam
mempelajari psikologi pendidikan tentu ada beberapa metode yang digunakan untuk
memudahkan peneliti atau pelajar yang ingin mempelajari psikologi pendidikan.
Metode yang penulis anggap sangat memudahkan dalam mempelajari psikologi
pendidikan antara lain adalah
1.
Observasi
Observasi
adalah kegiatan mengamati sesuatu di luar diri sehingga yang diperoleh
merupakan data overt behavior (perilaku yang tampak). Kegiatan observasi
menurut penulis merupakan metode yang paling mudah, karena dalam melakukan
observasi seorang peneliti atau pelajar hanya memiliki peran sebagai orang
ketiga tanpa perlu turut serta dalam hal atau kegiatan yang diobservasi.
2.
Eksperimen
Eksperimen
adalah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh peneliti ataupun pelajar dalam
rangka memperoleh data yang diinginkan. Berlawanan dengan metode observasi,
menurut penulis metode eksperimen ini merupakan metode yang cukup sulit karena
peneliti atau pelajar harus berperan sebagai orang pertama yang memiliki tugas
untuk melakukan pengontrolan secara ketat terhadap data-data yang ada yang akan
dikembangkan melalui eksperimen.
3.
Studi Kasus
Studi
Kasus adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran
yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok siswa.
Menurut penulis, metode ini tidak terlalu menyulitkan dan tidak dapat juga
dikatakan mudah. Kesulitan dalam metode ini terdapat pada pencarian kasus yang
ingin dipelajari, karena kasus yang diangkat dalam metode ini tidak boleh hanya
berlandaskan kira-kira yang tidak memiliki dasar saja, melainkan telah terjadi
atau menurut penelitian yang telah ada.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan metode yang umum digunakan adalah metode observasi. Yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan adalah penulis dapat mengetahui dan melihat adanya suatu proses perubahan dari waktu ke waktu dari sesuatu yang diamati tersebut. Sebagai contoh adalah ketika kegiatan pengukuran tinggi dan berat badan pada selasa 17 maret 2015 dimana dapat terlihat jelas perubahan-perubahan yang ada dengan mengguanakan jenjang sekolah sebagai acuannya.
Selain
itu juga dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan penulis dapat mengetahui
perkembangan tugas dan kemampuan seseorang baik berdasrakan kategori usia,
maupun jenjang pendidikan.
Teori Belajar
Teori
Belajar Pendekatan Humanistik
Teori
Belajar Pendekatan Humanistik Psikologi humanistik berusaha memahami tingkah
laku individu dari sudut pandang pelaku, bukan dari pengamat. Menurut aliran
ini tingkah laku individu ditentukan oleh individu itu sendiri.
Proses
belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini
menekankan pada isi dan proses belajar dan pada kenyataanya teori ini lebih
banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. Teori ini lebih
tertarik pada ide belajar dalam
bentuknya yang paling ideal daripada belajar apa adanya yang biasa kita
amati dalam dunia keseharian. Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika
siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa harus berusaha
agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori
ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Pendidik harus memperhatikan pendidikan lebih
responsif terhadap kebutuhan kasih sayang (affective) siswa. Kebutuhan afektif
adalah kebutuhan yang berhubungan dengan emosi, perasaan, nilai, sikap, predisposisi, dan moral.
Pendekatan
humanistik pada umumnya mempunyai pandangan yang ideal yang lebih manusiawi,
pribadi, dan berpusat pada siswa yang
menolak terhadap pendidikan tradisional yang lebih berpusat pada guru.
Menurut
pendapat penulis mengani teori diatas mengenai teori belajar pendekatan
humanistic, penulis sangat sependapat dengan teori ini Karena dalam teori ini
pendekatan mengenai proses belajar siswa tidak ditekankan melalui sudut pandang
seorang guru, melainkan melalui sudut pandang siswanya. Selain itu dalam teori
ini proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri artinya
pendidikan harus diprakarsai atau diinginkan dan dilaksanakan dari diri
sendiri, hal ini senada dengan sebuah ayat Al Qur’an yang artinya,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka”
(Q.S. 13:11)
Selain
itu pendidikan dalam teori Humanistik dimaksudkan agar manusia dapat
memanusiakan manusia, dan proses belajar dapat dikatakan berhasil jika siswa
mampu mengenali lingkungannya dan dirinya sendiri. Hal ini juga senada dengan salah
satu ayat Al Qur’an yang artinya,
“Dan
tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam” (Q.S. 21: 107)
Dan hadits yang artinya,
“Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi
pekertinya” (H.R. Ahmad)
“Aku
diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik” (H.R. Bukhari)
Ayat
dan hadits tersebut menggambarkan bahwa manusia secara umum harus menjadi
rahmat bagi alam semesta, bukanjustru menjadi beban, maka dari itu penulis
berpendapat bahwa teori humanistic adalah teori yang baik dan memiliki
keterkaitan yang erat dengan teori pendidikan dalam Islam.
Teori Belajar yang Sesuai dengan Jurusan Manajemen
Pendidikan
Sesuai
dengan uraian penulis diatas, menurut pendapat penulis, teori belajar yang
paling penulis sukai dan paling cocok untuk diterapkan dalam jurusan manajemen
pendidikan adalah teori belajar humanistic.
Objek
yang dimanage dalam jurusan manajemen pendidikan adalah konsep pendidikan
secara luas, oleh karena itu salah satu objek yang dimanage dalam jurusan
manajemen pendidikan adalah tenaga pengajar, tenaga kependidikan, dan juga
peserta didik, oleh karena itu konsep “memanusiakan manusia” sangatlah penting
dan wajib diterapkan oleh seorang manajer pendidikan agar semua tenaga
kependidikan mampu menerapkan konsep tersebut kepada siswa.
Selain
itu mengapa penulis memilih konsep teori belajar humanistic, karena penulis
menganggap teori ini memiliki keterkaitan yang erat dengan konsep pendidikan
Islam.
Ciri Guru yang Menerapkan Teori Belajar Aliran
Behaviorisme
Menurut Teori Behaviorisme, belajar merupakan
perubahan prilaku atau tingkah laku stimulus -> respon -> penguatan.
ciri-ciri guru yang menerapkan teori belajar
behavioristik :
- pembelajaran
berpusat pada guru
- guru
sebagai sumber informasi dan media pembelajaran
- lebih
menekankan pada latihan tanpa menekankan pada pemahaman terlebih dahulu
- memotivasi
anak atau siswa dengan hadiah dan hukuman
- menekankan
hasil belajar pada hasil akhir tanpa melihat proses
- dalam
pembelajaran banyak menggunakan contoh
- banyak
aturan yang ditetapkan guru
- aktifitas
lebih dominan pada guru
Bentuk perubahan dari stimulus -> respon ->
penguatan yaitu :
- sikap
- ide
- gerak ( prilaku )
Ciri Guru yang Menerapkan Teori Belajar Aliran
Humanisme
Dalam
teori belajar humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Ciri-ciri
guru yang menerapkan teori belajar humanisme adalah :
- Guru
mau merespon perasaan siswa
- Menggunakan
ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
- Berdialog
dan berdiskusi dengan siswa
- Guru
menghargai siswa
- Guru
memeiliki kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
- Menyesuaikan
isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera
dari siswa)
- Guru
lebih mementingkan proses ketimbang hasil akhir.
Teori Multiple Intelegence
Teori Intellegence mengatakan bahwa seseorang memiliki beberapa intelligence yang siap dikembangkan dan seseorang mampu memiliki beberapa intelligence sekaligus.
George
D. Stoddard pada tahun 1941 mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk
memahami masalah-masalah yang bercirikan mengandung kesukaran, kompleks,
abstrak, ekonomis, diarahkan pada suatu tujuan, mempunyai nilai sosial, dan
berasal dari sumbernya. menurut Prof. Howard Gardner atau lebih sering dikenal
dengan Delapan Tipe Kecerdasan menurut Gardner, 1. Kecerdasan Linguistik (Word
Smart), 2. Kecerdasan Matematis atau Logika (Number Smart), 3. Kecerdasan
Spasial (Picture Smart), 4. Kecerdasan Kinetik-Jasmani (Body Smart), 5.
Kecerdasan Musikal (Music Smart), 6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart), 7.
Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart), 8. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart).
Menurut penulis pribadi, intelligence (kecerdasaan) yang dominan dimiliki oleh penulis adalah Kecerdasan Linguistik dan Kecerdasan Spasial. Cara penulis dalam mengembangkan kecerdasan yang penulis miliki antara lain adalah,
Cara
mengembangkan kecerdasan linguistik yang penulis rasa ada pada diri penulis
adalah dengan cara banyak membaca artikel, banyak membaca karya sastra, dan
dengan mempelajari bahasa-bahasa asing.
Cara
mengembangkan kecerdasan spasial yang penulis rasa ada pada diri penulis adalah
dengan cara banyak menonton film, mencoba dunia photographi, dan mengamati
karya-karya seni.
Motivasi
Menurut
Malayu (2005: 143), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti
dorongan
atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan menurut Azwar
(2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang
dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama
secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi,
Motivasi adalah sebuah dorongan atau rangsangan yang
dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu, atau
dapat dikatakan morivasi merupakan alasan dibalik perbuatan seseorang.
Motivasi
yang mempengaruhi penulis untuk belajar pada jurusan manajemen pendidikan
diantaranya adalah,
Motivasi
Eksternal penulis untuk belajar pada jurusan manajemen
pendidikan adalah motivasi yang berasal dari orang tua yang mengatakan bahwa
penulis sebaiknya masuk kedalam jurusan pendidikan secara umum. Selain itu
dorongan dari hasil sebuah tes yang diselenggarakan oleh salah satu tempat
bimbingan belajar yang bekerjasama dengan pihak sekolah, dengan menggunakan
data nilai siswa dari semester 1-5, penulis disarankan untuk mengambil jurusan
manajemen pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Motivasi
Internal penulis untuk belajar pada jurusan manajemen
pendidikan penulis adalah keinginan penulis untuk menjadi guru yang menyebabkan
penulis masuk kedalam fakultas pendidikan. Selain itu adanya ketertarikan
penulis dengan pelajaran manajemen sehingga penulis akhirnya memutuskan untuk
masuk kedalam jurusan manajemen pendidikan.
Referensi
Kangnas. Pengertian-Definisi Psikologi Pendidikan
Menurut Para Ahli. mbegedut.blogspot.com. Diakses pada Jum’at, 24 April 2015
pukul 23.00
Al Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an.
Bogor: Pustaka Utera Antar Nusa, 1996
Blogger. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan
Bagi Para Pendidik. maswisdom.blogspot.com.
Diakses pada Jum’at, 24 April 2015
pukul 23.00
Gusyarni, Diah. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. www.academia.edu.
Diakses pada Jum’at, 24 April 2015 pukul 23.00
Blogger. Metode Psikologi Pendidikan. santriuniversitas.blogspot.com.
Diakses pada Jum’at, 24 April 2015 pukul 23.00
Istalaoria. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, KOGNITIF
DAN KONSTRUKTIVISTIK. istalaoria.wordpress.com. Diakses pada Sabtu, 25 April
2015 pukul 01.00
Rizqie, R. Pengertian Intelegensi Menurut Ahli.
indonesiapsikologi.blogspot.com. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 01.00
Wijaya, Jeck Prodes. 8 Macam Kecerdasan Manusia
Menurut Howard Gardner. jeckprodeswijaya.blogspot.com. Diakses pada Sabtu, 25
April 2015 pukul 01.00
Siti, Apipah. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli.
edu.dzihni.com. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 01.00