web widgets

Sunday, 26 April 2015

Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan
Disusun Sebagai Ujian Tengah Semester Psikologi Pendidikan


Dosen Pengampu : Nuraida, M.Si

Disusun Oleh:

Rasid Hoirudin
11140182000011

Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015


Psikologi Pendidikan



Definisi Psikologi Pendidikan

            “Menurut Barlow (Syah, 1997 / hal. 12), Psikologi Pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.”
            Penulis sangat sependapat dengan pendapat diatas, karena Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi yang termasuk dalam ilmu psikologi terapan yang merupakan hasil dari penelitian-penelitian psikologis yang pada akhirnya hasilnya akan membantu para tenaga kependidikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang efektif dan efisien karena pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya memperhatikan kompetensi namun juga kondisi psikologi para peserta didik.
            Pentingnya psikologi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran sudah diterapkan oleh Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam, menurut Manna’ Khalil Al Qattan, dalam bukunya Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an dalam mengenai metode pengajaran pada masa Rasulullah, beliau mengatakan beberapa metode yang digunakan Rasulullah adalah pengajaran secara bertahap, memberikan variasi dalam pengajaran, dan memperhatikan situasi dan kondisi dalam pengajaran tentu mencerminkan penerapan psikologi pendidikan karena metode itu digunakan Rasulullah dalam rangka menjaga semangat belajar para sahabat dan memperdalam ilmu mereka Radiallahu Anhum, yang artinya menjadikan proses pengajaran menjadi efektif.

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan

            Seperti yang telah dijelaskan diatas dalam bagian definisi psikologi pendidikan, salah satu manfaat mempelajari psikologi pendidikan adalah menjadikan pengajaran menjadi efektif dan efisien. Namun sebenarnya manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan bukan hanya itu saja. Manfaat-manfaat lain dalam mempelajari psikologi pendidikan antara lain adalah,
a. Seorang guru dapat memahami perbedaan siswanya, setiap individu lahir dengan karakteristik yang berbeda-beda. Bahkan ada ungkapan “Rambut sama hitam, tapi isi kepala siapa yang tahu” dalam menggambarkan keberagaman antar individu didalam kelas. Untuk itulah penting bagi seorang guru untuk memahami psikologi pendidikan dalam rangka memahami perbedaan antar individu tersebut.
b. Seorang guru dapat menentukan metode pengajaran yang sesuai, dengan mempelajari psikologi pendidikan seorang guru tidak akan memberlakukan metode yang sifatnya dipaksakan dalam melakukan pengajaran, karena ia tahu bahwa itu tidak akan efektif dalam menanamkan nilai dan ilmu kepada siswanya. Pada akhirnya guru tersebutlah yang akan menyesuaikan metode pengajaran yang diambil dengan karakteristik belajar siswa.
            Kedua manfaan diatas adalah manfaa mempelajari psikologi pendidikan dalam kegiatan pengajaran, namun manfaat mempelajari psikologi pendidikan tidak hanya ada dalam kegiatan pengajaran. Manfaat lain selain dalam kegiatan pengajaran adalah seorang guru dapat membantu membimbing dan mengarahkan siswa dalam menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakatnya. Hampir setiap anak akan mengalami masalah dalam menemukan jati dirinya, untuk itulah perlunya guru yang mampu mengenali karakteristik, minat, dan bakat siswa untuk mengarahkan minat dan bakatnya karena semua individu lahir dengan membawa potensinya masing-masing.

Metode dalam Mempelajari Psikologi Pendidikan

            Dalam mempelajari psikologi pendidikan tentu ada beberapa metode yang digunakan untuk 
memudahkan peneliti atau pelajar yang ingin mempelajari psikologi pendidikan. Metode yang penulis anggap sangat memudahkan dalam mempelajari psikologi pendidikan antara lain adalah

1. Observasi
            Observasi adalah kegiatan mengamati sesuatu di luar diri sehingga yang diperoleh merupakan data overt behavior (perilaku yang tampak). Kegiatan observasi menurut penulis merupakan metode yang paling mudah, karena dalam melakukan observasi seorang peneliti atau pelajar hanya memiliki peran sebagai orang ketiga tanpa perlu turut serta dalam hal atau kegiatan yang diobservasi.

2. Eksperimen
            Eksperimen adalah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh peneliti ataupun pelajar dalam rangka memperoleh data yang diinginkan. Berlawanan dengan metode observasi, menurut penulis metode eksperimen ini merupakan metode yang cukup sulit karena peneliti atau pelajar harus berperan sebagai orang pertama yang memiliki tugas untuk melakukan pengontrolan secara ketat terhadap data-data yang ada yang akan dikembangkan melalui eksperimen.

3. Studi Kasus
            Studi Kasus adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok siswa. Menurut penulis, metode ini tidak terlalu menyulitkan dan tidak dapat juga dikatakan mudah. Kesulitan dalam metode ini terdapat pada pencarian kasus yang ingin dipelajari, karena kasus yang diangkat dalam metode ini tidak boleh hanya berlandaskan kira-kira yang tidak memiliki dasar saja, melainkan telah terjadi atau menurut penelitian yang telah ada.

Pertumbuhan dan Perkembangan


            Dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan metode yang umum digunakan adalah metode observasi. Yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan adalah penulis dapat mengetahui dan melihat adanya suatu proses perubahan dari waktu ke waktu dari sesuatu yang diamati tersebut. Sebagai contoh adalah ketika kegiatan pengukuran tinggi dan berat badan pada selasa 17 maret 2015 dimana dapat terlihat jelas perubahan-perubahan yang ada dengan mengguanakan jenjang sekolah sebagai acuannya.
            Selain itu juga dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan penulis dapat mengetahui perkembangan tugas dan kemampuan seseorang baik berdasrakan kategori usia, maupun jenjang pendidikan.

Teori Belajar

 Teori Belajar Pendekatan Humanistik

            Teori Belajar Pendekatan Humanistik Psikologi humanistik berusaha memahami tingkah laku individu dari sudut pandang pelaku, bukan dari pengamat. Menurut aliran ini tingkah laku individu ditentukan oleh individu itu sendiri.
            Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini menekankan pada isi dan proses belajar dan pada kenyataanya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam  bentuk yang paling ideal. Teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam  bentuknya yang paling ideal daripada belajar apa adanya yang biasa kita amati dalam dunia keseharian. Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses  belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa harus berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori ini berusaha memahami  perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang  pengamatnya.
             Pendidik harus memperhatikan pendidikan lebih responsif terhadap kebutuhan kasih sayang (affective) siswa. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berhubungan dengan emosi, perasaan, nilai, sikap,  predisposisi, dan moral.
            Pendekatan humanistik pada umumnya mempunyai pandangan yang ideal yang lebih manusiawi, pribadi, dan  berpusat pada siswa yang menolak terhadap pendidikan tradisional yang lebih berpusat pada guru.
            Menurut pendapat penulis mengani teori diatas mengenai teori belajar pendekatan humanistic, penulis sangat sependapat dengan teori ini Karena dalam teori ini pendekatan mengenai proses belajar siswa tidak ditekankan melalui sudut pandang seorang guru, melainkan melalui sudut pandang siswanya. Selain itu dalam teori ini proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri artinya pendidikan harus diprakarsai atau diinginkan dan dilaksanakan dari diri sendiri, hal ini senada dengan sebuah ayat Al Qur’an yang artinya, 

 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka” (Q.S. 13:11)

            Selain itu pendidikan dalam teori Humanistik dimaksudkan agar manusia dapat memanusiakan manusia, dan proses belajar dapat dikatakan berhasil jika siswa mampu mengenali lingkungannya dan dirinya sendiri. Hal ini juga senada dengan salah satu ayat Al Qur’an yang artinya,

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Q.S. 21: 107)

Dan hadits yang artinya,


“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya” (H.R. Ahmad)

“Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik” (H.R. Bukhari)


            Ayat dan hadits tersebut menggambarkan bahwa manusia secara umum harus menjadi rahmat bagi alam semesta, bukanjustru menjadi beban, maka dari itu penulis berpendapat bahwa teori humanistic adalah teori yang baik dan memiliki keterkaitan yang erat dengan teori pendidikan dalam Islam.

Teori Belajar yang Sesuai dengan Jurusan Manajemen Pendidikan

            Sesuai dengan uraian penulis diatas, menurut pendapat penulis, teori belajar yang paling penulis sukai dan paling cocok untuk diterapkan dalam jurusan manajemen pendidikan adalah teori belajar humanistic.
            Objek yang dimanage dalam jurusan manajemen pendidikan adalah konsep pendidikan secara luas, oleh karena itu salah satu objek yang dimanage dalam jurusan manajemen pendidikan adalah tenaga pengajar, tenaga kependidikan, dan juga peserta didik, oleh karena itu konsep “memanusiakan manusia” sangatlah penting dan wajib diterapkan oleh seorang manajer pendidikan agar semua tenaga kependidikan mampu menerapkan konsep tersebut kepada siswa.
            Selain itu mengapa penulis memilih konsep teori belajar humanistic, karena penulis menganggap teori ini memiliki keterkaitan yang erat dengan konsep pendidikan Islam.

Ciri Guru yang Menerapkan Teori Belajar Aliran Behaviorisme

            Menurut Teori Behaviorisme, belajar merupakan perubahan prilaku atau tingkah laku stimulus -> respon -> penguatan.
ciri-ciri guru yang menerapkan teori belajar behavioristik :
  • pembelajaran berpusat pada guru
  • guru sebagai sumber informasi dan media pembelajaran
  • lebih menekankan pada latihan tanpa menekankan pada pemahaman terlebih dahulu
  • memotivasi anak atau siswa dengan hadiah dan hukuman
  • menekankan hasil belajar pada hasil akhir tanpa melihat proses
  • dalam pembelajaran banyak menggunakan contoh
  • banyak aturan yang ditetapkan guru
  • aktifitas lebih dominan pada guru
Bentuk perubahan dari stimulus -> respon -> penguatan yaitu :
  • sikap
  • ide
  • gerak ( prilaku ) 

Ciri Guru yang Menerapkan Teori Belajar Aliran Humanisme

            Dalam teori belajar humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Ciri-ciri guru yang menerapkan teori belajar humanisme adalah :
  • Guru mau merespon perasaan siswa
  • Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
  • Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
  • Guru menghargai siswa
  • Guru memeiliki kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
  • Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
  • Guru lebih mementingkan proses ketimbang hasil akhir.

Teori Multiple Intelegence

            Teori Intellegence mengatakan bahwa seseorang memiliki beberapa intelligence yang siap dikembangkan dan seseorang mampu memiliki beberapa intelligence sekaligus.
            George D. Stoddard pada tahun 1941 mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan mengandung kesukaran, kompleks, abstrak, ekonomis, diarahkan pada suatu tujuan, mempunyai nilai sosial, dan berasal dari sumbernya. menurut Prof. Howard Gardner atau lebih sering dikenal dengan Delapan Tipe Kecerdasan menurut Gardner, 1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart), 2. Kecerdasan Matematis atau Logika (Number Smart), 3. Kecerdasan Spasial (Picture Smart), 4. Kecerdasan Kinetik-Jasmani (Body Smart), 5. Kecerdasan Musikal (Music Smart), 6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart), 7. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart), 8. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart).

            Menurut penulis pribadi, intelligence (kecerdasaan) yang dominan dimiliki oleh penulis adalah Kecerdasan Linguistik dan Kecerdasan Spasial. Cara penulis dalam mengembangkan kecerdasan yang penulis miliki antara lain adalah,
            Cara mengembangkan kecerdasan linguistik yang penulis rasa ada pada diri penulis adalah dengan cara banyak membaca artikel, banyak membaca karya sastra, dan dengan mempelajari bahasa-bahasa asing.
            Cara mengembangkan kecerdasan spasial yang penulis rasa ada pada diri penulis adalah dengan cara banyak menonton film, mencoba dunia photographi, dan mengamati karya-karya seni.

Motivasi

            Menurut Malayu (2005: 143), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan 
atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Jadi, Motivasi adalah sebuah dorongan atau rangsangan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu, atau dapat dikatakan morivasi merupakan alasan dibalik perbuatan seseorang.
            Motivasi yang mempengaruhi penulis untuk belajar pada jurusan manajemen pendidikan diantaranya adalah,

Motivasi Eksternal penulis untuk belajar pada jurusan manajemen pendidikan adalah motivasi yang berasal dari orang tua yang mengatakan bahwa penulis sebaiknya masuk kedalam jurusan pendidikan secara umum. Selain itu dorongan dari hasil sebuah tes yang diselenggarakan oleh salah satu tempat bimbingan belajar yang bekerjasama dengan pihak sekolah, dengan menggunakan data nilai siswa dari semester 1-5, penulis disarankan untuk mengambil jurusan manajemen pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Motivasi Internal penulis untuk belajar pada jurusan manajemen pendidikan penulis adalah keinginan penulis untuk menjadi guru yang menyebabkan penulis masuk kedalam fakultas pendidikan. Selain itu adanya ketertarikan penulis dengan pelajaran manajemen sehingga penulis akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam jurusan manajemen pendidikan.






Referensi

Kangnas. Pengertian-Definisi Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli. mbegedut.blogspot.com. Diakses pada Jum’at, 24 April 2015 pukul 23.00

Al Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an. Bogor: Pustaka Utera Antar Nusa, 1996

Blogger. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Para Pendidik. maswisdom.blogspot.com. 
Diakses pada Jum’at, 24 April 2015 pukul 23.00

Gusyarni, Diah. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. www.academia.edu. Diakses pada Jum’at, 24 April 2015 pukul 23.00

Blogger. Metode Psikologi Pendidikan. santriuniversitas.blogspot.com. Diakses pada Jum’at, 24 April 2015 pukul 23.00

Istalaoria. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, KOGNITIF DAN KONSTRUKTIVISTIK. istalaoria.wordpress.com. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 01.00

Rizqie, R. Pengertian Intelegensi Menurut Ahli. indonesiapsikologi.blogspot.com. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 01.00

Wijaya, Jeck Prodes. 8 Macam Kecerdasan Manusia Menurut Howard Gardner. jeckprodeswijaya.blogspot.com. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 01.00

Siti, Apipah. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli. edu.dzihni.com. Diakses pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 01.00

No comments:

Post a Comment