Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan atau rangsangan psikologis seseorang untuk belajar secara sungguh-sungguh, penuh konsentrasi sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Pendapat ini didukung oleh pernyataan dari Sardiman,A.M dalam bukunya Interaksidan Motivasi Belajar Mengajar, Beliau mengatakan bahwa motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu
Perspektif Tentang Motivasi
Perspektif psikologis terbagi kedalam 4 perspektif yaitu behavioral, humanistis, kognitif, sosial.
1. Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menitik beratkan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih tujuan mereka. Perspektif ini berhubungan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow.
2. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalaan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
3. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebuthuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
4. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menitik beratkan pada reward dan punishment eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi seseorang. Insentif adalah peristtiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memeotivasi perilaku seseorang. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang baik dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer dkk, 2000).
Perspektif behavioris memandang motivasi sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif merekomendasikan agar murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk mengontrol prestasi mereka sendiri.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Ahmadi, 2005), yaitu:
- Faktor raw input (faktor siswa itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan kondisi psikologis.
- Faktor environmental input (faktor lingkungan) baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial.
- Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum,
Motivasi Berprestasi
Motivasi merupakan suatu istilah yang menunjukkan pada kekuatan tarikan dan dorongan, yang akan menghasilkan kegigihan perilaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi dan motif sering dipakai dengan pengertian yang sama (Morgan, dalam Sukadji 1993). Menurut Santrock (2007) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.
McClelland (dalam Djiwandono, 2002) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya sering sekali dipengaruhi oleh berbagai motif. Motif tersebut berkaitan dengan keberadaan dirinya sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial yang berhubungan dengan lingkungannya. Motif yang dikemukakan oleh McClelland salah satunya yaitu motivasi untuk berprestasi.
Motif untuk berprestasi (achievement motive) adalah motif yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence), baik berasal dari standar prestasinya sendiri (autonomous standars) diwaktu lalu ataupun prestasi orang lain (social comparison standard).McCleland secara terperinci pada teori motivasi berprestasinya yang dikutip Basuki (2007)menyatakan "motivasi berprestasi bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik- baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji”.
Berdasarkan uraian diatas motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai motif yang mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing di bidang akademis dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence). Jikadisekolah motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang baik itu dari dalam ataupun dari luar untuk melakukan aktivitas berupabelajar dan aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkindan bersaing berdasarkan standar keunggulan agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji atau predikat unggul.
Peranan atau Manfaat Motivasi
Menurut Sardiman AM (1996 : 86) terdapat (tiga) fungsi motivasi, antara lain :
- Mendorong manusia untuk berbuat, jadisebagai penggerak. Motivasi dalam hal inimerupakan motor penggerak dari setiap kegiatanyang akan dikerjakan.
- Menentukan arah perbuatan, yakni ke arahtujuan yang hendak dicapai. Dengan demikianmotivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yangharus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukanperbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, denganmenyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidakbermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pandangan lain mengenai fungsi motivasidikemukakan oleh Kartini Kartono (2002 : 17), beliau mengatakan bahwa motivasi berfungsi sebagai alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dan dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena motivasi berpengaruh besar sekali terhadap tingkah laku
manusia dalam merealisasikan keinginan-keinginanyang ada pada dirinya.
Sedangkan menurut Djudju Sudjana (2000 :156), tujuan motivasi pada dasarnya bertujuan menggerakkan seseorang atau kelompok orang denganmenumbuhkan dorongan atau motive dalam diriorang atau kelompok orang tersebut untukmelakukan tugas atau kegiatan yang diberikankepadanya sesuai rencana dalam rangka mencapaitujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Manfaat Motivasi Bagi Siswa
- Membuat anak bersemangat dalam belajar.
- Mata pelajaran yang duluhnya tidak disukai murid bisa menjadi mata pelajaran yang paling disukainya.
- Anak menjadi lebih kreatif dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan baik dan benar.
- Anak menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca, menulis dan sebagainya.
- Membuat anak menjadi lebih aktif.
- Dengan memotivasi anak kita tidak perlu memaksakan si anak dalam belajar. Karena melalui motivasi yang baik dan benar dengan sendirinya si anak akan belajar karena didorong oleh motivasi.
- Guru tidak perlu menggunakan kekerasan dalam menyuruh anak untuk belajar, cukup dengan memotivasi anak tersebut.
- Tanpa di awasi oleh guru atau pun orang tua sianak dapat belajar dengan baik.
- Dengan motivasi siswa akan mengetahui dengan jelas makna dalam belajar.
- Anak akan lebih fokus dalam mengembangkan kemampuannya atau pun bakatnya.
- Anak akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik
- Anak yang gagal mengerjakan sesuatu, tidakakan menyerah dan mencobanya lagi dengan adanya dorongan motivasi (pantang menyerah).
Manfaat Motivasi Bagi Pendidik :
- Membangkitkan , meningkatkan dan memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai berhasil
- Mengetahui dan memahami motivasi belajar peserta didik di kelas
- Meningkatkan dan menyadarkan pendidik untuk memilih satu diantara bermacam- macam peran
- Memberi peluang pendidik untuk “ Unjuk Kerja “
Upaya Meningkatan Motivasi Belajar
a. Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
b. Membangkitkan Minat Siswa
Salah satu cara yang logis untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). Tunjukkanlah kaitan antara pengalaman dan mata pelajaran yang dapat menunjukkan bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.
c. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam Belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang.
d. Mengguanakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174).
e. Berilah Pujian yang Wajar Setiap Keberhasilan Siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ; Hamalik, 2009:167).
f. Berikan Penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar.
g. Berilah Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya.
h. Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31).
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkakn motivasi dengan cara negatif dihindari.
Reference
Anni, Catharina T., dkk..2006.Psikologi Belajar. Semarang :Unnes Press
Djamarah, S.B, dan Aswan Zain. 2006.Strategi Belajar-Mengajar(Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta
Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta :Grasindo
Hamalik, Oemar. 2005.Kurikulum dan PembelajaraN.Jakarta :PT Bumi Aksara
John W. Santrock. 2004.PsikologiPendidikanJilid2: Jakarta: FajarInterpratamaMandiri
Sardiman,A.M.2000. InteraksidanMotivasiBelajarMengajar. Jakarta: GrafindoPersada
Anggi,Cahyani dkk. Peranan Motivasi dalam proses belajar dan pembelajaranimadiklus.com/peranan-motivasi-dalam-proses-belajar-dan-pembelajaran/Peranan Motivasi dalam Proses Belajar danPembelajaran
Bahar Haris. Motivasi Berprestasi. harisbahar.blogspot.com
Rante,Hesron Tiku. Peranan Motivasi Dalam Belajar. https://hesronfree.wordpress.com.
S Daud.Landasan Teori. Chapter II.Pdf
No comments:
Post a Comment